Taubatlah Setiap Masa


Penulis : Nurrahman

KotaSantri.com : Rabi’ bin Hutsaim, seorang tabi’in yang terkenal dengan sikapnya dalam mensucikan jiwa mengatakan,” Seandainya manusia itu tahu tentang aibnya sendiri nescaya tidak ada orang yang mahu mencela aib orang lain.” Suatu ketika, ia pernah ditanya seorang sahabatnya, “Wahai Abu Yazid -panggilan Rabi’- mengapa engkau tidak pernah mencela orang lain? Ia menjawab, “Demi Allah, jiwaku saja belum tentu diredhai Allah, lalu untuk apa aku mencela orang lain?” Sesungguhnya banyak manusia yang takut kepada Allah setelah melihat dosa-dosa yang dilakukan orang lain. Tetapi sayangnya, mereka tidak merasa hal itu saat melihat dosa-dosa yang dilakukannya sendiri.

Sahabatku,

Siapa di antara kita yang kuat menahan malu, andai kita tahu daftar kesalahan, kedurhakaan, kemaksiatan, dan pelanggaran yang telah kita lakukan? Siapa di antara kita yang mampu menahan rasa hina tiada tara, jika kita mengetahui catatan perilaku buruk yang sudah kita lakukan? Hidup yang kita lalui ini terlalu singkat. Tapi siapa yang kuat menahan penyesalan akibat keburukan dan dosa yang kerap kita lakukan berulang-ulang?

Sahabatku,

Mari perbaharui taubat. Mari perbanyak istighfar, dan mohon ampun pada Allah SWT. Rasulullah menggambarkan bahawa sebuah dosa seperti noda hitam di dalam hati. Kian banyak noda hitam dalam hati, maka hati boleh menjadi hitam legam, kelam. Sinarnya bukan hanya redup, tapi gelap. Cahaya tertutup oleh titik-titik noda yang menjadikannya tidak mampu lagi memandang dan menimbang kebenaran.

Sahabatku,

Segeralah melepaskan diri dari perbuatan dosa, beristighfarlah, dan bertaubatlah dengan sebenar-benarnya taubat, insya Allah hati kita akan cemerlang seperti asal. Tapi bila kita mengulangi perbuatan dosa, maka noda hitam itu akan bertambah hitam hingga meliputi hatinya.

Sahabatku,

Hasan al-Bashri mengatakan, “Ketaatan identik dengan cahaya batin dan kekuatan fisik. Kebaikan itu memberi cahaya dalam hati, melahirkan kekuatan bagi tubuh. Sementara keburukan akan menggelapkan hati, melemahkan tubuh, serta mempengaruhi rezeki.” Ia kemudian mengutip sebuah sabda Rasulullah SAW, “Seseorang dihalangi rezekinya karena dosa yang d ia lakukan.” (HR. Ibnu Majah).

Sahabatku,

Semoga Allah merahmati hamba yang berkata pada jiwanya, “Bukankah kamu telah melakukan ini? Bukankah kamu telah melakukan itu?” Lalu ia mengikat jiwanya bahkan memukulnya, dan setelah itu ia mengurung jiwanya untuk selalu taat sesuai perintah Allah sampai d ia menjadi komando bagi jiwanya, dan bukan sebaliknya dikawal oleh nafsunya.

Sahabatku,

Mari menadahkan tangan, kita sama-sama berdo’a : “Ya Allah, jadikan keadaan batinku lebih baik dari pada keadaan lahirku. Ya Allah, aku berlindung padaMu daripada menganggap diriku besar, tapi Engkau menganggapku kecil. Ya Allah, aku berlindung dengan redhaMu daripada kemarahanMu, aku berlindung dengan maafMu daripada azabMu.”

Tinggalkan Jawapan

Masukkan butiran anda dibawah atau klik ikon untuk log masuk akaun:

WordPress.com Logo

Anda sedang menulis komen melalui akaun WordPress.com anda. Log Out /  Tukar )

Facebook photo

Anda sedang menulis komen melalui akaun Facebook anda. Log Out /  Tukar )

Connecting to %s

  • Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

    Join 61,123 other subscribers
%d bloggers like this: